Rantauprapat adalah sebuah kota yang terletak di Kabupaten Labuhan batu, Sumatera Utara.Rantauprapat juga sebagai ibukota dari Kabupaten Labuhan Batu.Rantauprapat berjarak kira-kira 288km dari ibukota provinsi(Medan).
Rantauprapat dalam hal komposisi masyarakat sangat bervariasi.Kota ini memiliki mayoritas suku batak dan juga terdapat beberapa suku perantauan seperti: suku minang, suku melayu, suku jawa, dan lain-lain.Orang etnis Tionghoa juga banyak yang bermukim di Rantauprapat.
Rantauprapat juga pernah disebut sebagai kota administratif.Namun, sejak terjadinya otonomi daerah kota tersebut dihapus sebagai ibukota Kabupaten.Di kota Rantauprapat memiliki dua kecamatan.Yaitu Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan.Akibat dari majunya era globalisi, berdampak pada perluasan batas kota Rantauprapat.Yaitu Bilah barat yang beberapa kotanya sudah termasuk dalam area pengembangan kota Rantauprapat.
Secara geografis, Rantauprapat memiliki sebuah sungai yang mengalir panjang membelah kota Rantauprapat, yaitu sungai Bilah yang kemungkinan namanya diambil dari kerajaan Bilah pada masa lampau.Menurut beberapa cerita, bahwa sungai bilah menjadi sumber jalur dagang yang menjadi visa kota Rantauprapat.Pada keterangan lain juga menyebutkan bahwa sungai bilah menjadi salah satu latar belakang terbentuknya kota Rantauprapat.
Pada masa itu, sungai bilah menjadi satu-satunya sarana teleportasi perdagangan.Sehingga mereka yang berdagang sesekali berhenti atau singgah di kota Rantauprapat.Dengan luas yang di perkirakan 7 ha lebih, Rantauprapat berkembang menjadi sebuah kota yang memiliki pemerintahan dan perdagangan pada masa itu.
Dalam hal perniagaan, tepatnya di kota
Rantauprapat berdiri sebuah tempat pusat perbelanjaan yang disebut "pasar gelugur".Pusat perbelanjaan ini dipandang lebih efektif menggantikan pasar baru (pajak baru) yang selama ini
diklaim semrawut dan kotor.Begitu juga pasar modern yang tersohor di kota tersebut.Sebuah pasar modern yang dikenal dengan Suzuya.Suzuya adalah tempat perbelanjaan aneka keperluan sehari-hari masyarakat Rantauprapat.Ada juga salah satu tempat perbelanjaan modern yang lebih terkenal dengan aneka buahnya.Yaitu "Brastagi" yang tepatnya berlokasi di depan lapangan pusri.
Rantauprapat pernah dikenal sebagai kota karet
|
simpang 6 |
Dulu kita sering mendengar kata orang petuah atau orang yang pengetahuannya lebih banyak dari kita, bahwa kota kita dikenal dengan kota karet.Alasannya adalah penghasilan karet yang dihasilkan kota ini sangat besar jumlahnya.Penghasilan ini bisa dibilang menjadi satu-satunya khas kota.
Dikenal dengan kota karet karena Rantauprapat adalah kota komoditi penghasilan karet yang besar.Warga pun banyak yang menggantungkan kehidupannya dari hasil berkebun karet.Karena pada waktu itu, karet sangat menjanjikan untuk menjadi penghasilan utama warga.Banyak juga yang menjadi tokeh atau orang yang menjadi agen karet tersebut.
Namun, seiring pekembangan zaman.Harga karet mulai turun dan mendapat saingan oleh rivalnya, yaitu sawit.Apalagi Pabrik karet yang banyak berdiri di Rantauprapat.Akibatnya, harga karet turun drastis dibandingkan harga sawit per-kilonya.
Tidak sedikit juga para masyarakat yang mengeluh akan harga karet yang tidak sebanding dengan kerjanya.Akibatnya, banyak masyarakat yang bertani karet berpindah menjadi petani sawit.Kota Rantauprapat yang dijuluki dengan kota karet kini menjadi kenangan.